.post-thumbnail{float:left;margin-right:20px}

Pages

Diberdayakan oleh Blogger.

Rabu, 17 Desember 2014

Save Nature, Save the Earth


Semenjak manusia zaman purbakala sampai dengan zaman sekarang, manusia selalu mengalami perkembangan dalam setiap periode waktu yang dilewatinya. Peradaban manusia sekarang telah mengalami banyak kemajuan. Selama perkembangan itu, manusia menjalani kehidupan dengan bergantung pada pertanian dan agrikultur. Melalui orientasi kehidupan tersebut, manusia selalu berusaha menjaga dan melestarikan lingkungannya dengan sebaik-baiknya yang bertujuan untuk menjaga kelangsungan hidup manusia. Manusia sekarang telah mengalami zaman revolusi industri yang menggantungkan kehidupan pada bidang perindustrian. Dengan menggunakan orientasi hidup tersebut, dunia agrikultur pun mengalami kemunduran secara perlahan-lahan. Nilai-nilai kehidupan manusia pun mengalami perubahan, terutama dalam interaksi manusia dengan lingkungannya. Perubahan-perubahan yang terjadi ini menghasilkan dampak positif maupun negatif. Salah satu dampak revolusi industri yang telah terjadi dan masih terus berlanjut pada masa sekarang dalam kehidupan dan peradaban manusia adalah dampaknya bagi lingkungan yang ada di sekitar manusia itu sendiri. 

Global warming atau dalam bahasa Indonesia disebut dengan nama pemanasan global merupakan proses  aiknya suhu rata-rata atmosfer laut serta daratan bumi. Meningkatnya suhu tersebut menyebabkan bumi yang kita tinggali terasa lebih panas dan saat siang hari kita merasakan panas yang berlebihan.


Model iklim yang dijadikan acuan oleh projek IPCC menunjukkan suhu permukaan global akan meningkat 1.1 hingga 6.4 °C (2.0 hingga 11.5 °F) antara tahun 1990 dan 2100.Perbedaan angka perkiraan itu disebabkan oleh penggunaan skenario-skenario berbeda mengenai emisi gas-gas rumah kaca di masa mendatang, serta model-model sensitivitas iklim yang berbeda. Walaupun sebagian besar penelitian terfokus pada periode hingga 2100, pemanasan dan kenaikan muka air laut diperkirakan akan terus berlanjut selama lebih dari seribu tahun walaupun tingkat emisi gas rumah kaca telah stabil.Ini mencerminkan besarnya kapasitas panas dari lautan.

Meningkatnya suhu global diperkirakan akan menyebabkan perubahan-perubahan yang lain seperti naiknya permukaan air laut, meningkatnya intensitas fenomena cuaca yang ekstrem,serta perubahan jumlah dan pola presipitasi. Akibat-akibat pemanasan global yang lain adalah terpengaruhnya hasil pertanian, hilangnya gletser, dan punahnya berbagai jenis hewan.

Menaiknya suhu secara global (global warming) juga diperkirakan akan menimbulkan perubahan yang lain seperti halnya menyebabkan cuaca yang ekstrem dan menaikkan tinggi permukaan air laut. Selain itu perngaruh yang lain juga bisa di lihat dengan punahnya berbagai macam hewan, berpengaruhnya terhadap hasil pertanian dn hilangnya gletser. Ada banyak tindakan yang dilakukan oleh manusia tanpa menyadari bawhwa yang dilakukan tersebut ebenarnya membahayakan bumi, kebanyakan dari manusia hanya memikirkan keuntungan yang sesaat namun tidak memikirkan kerugian yang dapat ditimbulkan dalam jangka waktu yang panjang.

Dengan meningkatnya suhu rata-rata bumi akan bisa menyebabkan perubahan suhu yang sangat ekstrem masih ditambah lagi dengan kemungkinan es di kutub utara dan selatan akan mencair. Jika seandainya es kutub utara dan selatan mencair bisa di tebak negara manakah yang akan pertama kali tenggelam? Indonesia negara kepulauan seperti ini sangat rentan untuk mudah tenggelam. Terlebih Indonesia memiliki banyak sekali pulau-pulau kecil yang sangat mungkin untuk tenggelam. Tidak hanya itu perubahan cuaca yang ekstrem kadang juga menimbulkan berbagai macam penyakit baru yang sebelumnya belum pernah ada di muka bumi
Bagaimana cara mengatasi pemanasan global (global warming):
  1. Jangan menebang pohon sembarangan. Pohon merupakan penghasil gas O2 (oksigen) terbesar di dunia. setiap hari kita bernafas membutuhkan Oksigen,dan pohon-pohonlah yang setiap harinya menyediakan oksigen untuk kita. Semakin sdikit pohon akan menyebabkan gas CO2 (karbon dioksida) bisa dengan leluasa berkeliaran dan akhirnya membuat bumi semakin panas. Terlepas dari itu kita bernafas menggunakan oksigen tanpa adanya oksigen mungkin kita tidak akan bisa hidup sampai sekarang.
  2. Kurangi menggunakan kendaraan pribadi. Banyaknya pemakaian kendaraan pribadi akan menyebabkan borosnya penggunaan bahan bakar. Kita semua tau bahwa setiap kendaraan berbahan bakar minyak akan mengeluarkan gas pembuangan berupa CO2 dan CO, gas-gas ini bila dalam jumlah yang besar dapat menimbulkan efek gas rumah kaca yang akhirnya membuat terjadinya global warming semakin parah. Selama anda masih bisa untuk menggunakan kendaraan umum gunakanlah kendaraan umum, hanya gunakan kendaraan pribadi saat anda memang benar-benar membutuhkannya.
  3. Beralih dari kendaraan berbahan bakar minyak dengan kendaraan berbahan bakar alami dan ramah lingkungan. Kendaraan dengan bahan bakar yang ramah lingkungan misalnya adalah kendaraan dengan bahan bakar listrik. Listrik selain harganya lebih murah ternyata juga lebih ramah terhadap lingkungan jika dibanding dengan bahan bakar minyak. Dengan menggunakan kendaraan berbahan bakar listrik, anda tak perlu lagi risau saat harga BBM naik
  4. Mematikan lampu di siang hari saat bepergian ke daerah PLN saya sering sekali melihat sebuah poster dengan tulisan "Kunang-kunang aja kalau siang matiin lampu". Masa kita mau kalah sama kunang-kunang? Matikan lampu disaat siang hari, meskipun anda sanggup untuk membayar tagihan listriknya namun kepedulian akan lingkungan juga sangatlah penting.
  5. Menggunakan lampu hemat energi lampu hemat energi sangat beragam jenisnya, ada lampu energi dengan bentuk XL seperti Philip. Akhir-akhir ini muncul lagi lampu hemat energi terbarukan yang pembuatannya berasal dari gabungan lampu LED (Light Emiting Diode). Lampu hemat energi sejenis LED akan mampu menghemat energi bahkan lebih dari 60% sehingga kebutuhan energi dalam negeri akan bisa tercukupi. Selain itu penggunaan energi yang berlebihan juga akan menimbulkan terjadinya pemanasan global. Sekarang kita bayangkan, di Indonesia masih banyak pembangkit listrik tenaga batubara. Jika kita menggunakan energi secara boros tentu saja pembakaran batubara akan semakin banyak, namun jika kita bisa berhemat maka pembakaran batubara bisa di hemat pula. Pembakaran batubara ternyata juga menyumbangkan gas penyebab Global warming yang sangat besar.
  6. Melakukan Reboisasi (penanaman kembali hutan gundul). Banyak tindakan yang telah dilakukan manusia seperti merusak hutan hanya untuk mencari keuntungan sesaat. Tanpa disadari hutan yang fungsinya sangatlah fital bagi manusia setiap harinya terus dirusak oleh sebagian manusia yang tidak bertanggung jawab. Solusinya adalah dengan menegaskan perundangan tentang perhutanan dan melakukan Reboisasi terhadap hutan yang sudah gundul. Selain aksi dari penebangan hutan secara liar hutan gundul juga bisa disebabkan karena kebakaran dan tanah longsor. Selain bisa mencegah terjadinya Global Warming hutan juga bisa mencegah terjadinya banjir, tanah longsor dan akan menjadikan suhu menjadi sejuk dan segar.
  7. Tanamlah Pohon di Pekarangan rumah anda. Anda memiliki rumah dengan pekarangan yang tidak digunakan? Manfaatkanlah pekarangan tersebut untuk menanam berbagai macam tanaman. Anda tak harus menanam pohon jati atau mahoni, anda bisa menanam tanaman hias atau tanaman lain yang memiliki daun hijau serta memiliki potensi untuk bisa menghasilkan oksigen. Bayangkan jika semua masyarakat melakukan hal yang serupa maka kebutuhan akan oksigen akan sedikit demi sedikit terpenuhi.
  8. Membangun rumah dengan ventilasi yang cukup. Rumah merupakan kebutuhan pokok bagi setiap manusia, dengan rumah kita bisa hidup dengan tenang dan damai. Saat membangun rumah harap perhatikan fentilasi dan tata cahaya yang tepat. Jangan sampai anda malam hari harus menyalakan AC karena alasan panas dan ventilasi yang kurang. Saat siang hari pula desainlah rumah anda agar bisa terang tanpa harus menghidupkan lampu dan desain pula agar sejuk tanpa harus menghidupkan AC atau kipas angin.
Global warming yang saat ini terjadi bukan terjadi begitu saja. Semua ini ada alasannya dan kitalah yang seharusnya mencari apa alasan dari Global warming, bagaimana cara menghentikannya dan bagaimana cara mencegahnya agar tidak lagi terulang di masa depan. Manusia telah menyebabkan jumlah karbondioksida meningkat, padahal dari hari-kehari jumlah pepohonan yang mampu menyerap karbon dioksida semakin berkurang. Ibaratnya kita menambah jumlah karbondioksida namun kita mengurangi bahan yang bisa menghilangkan karbondioksida. Mulailah dari sekarang atau tidak pernah sama sekali, tanam pepohonan disekitar rumah anda dan hematlah energi selagi anda bisa berhemat karena tiba kalanya energi itu mahal dan tidak bisa di hemat.


Sumber :
http://www.miung.com/

3 komentar:

  1. terimakasih atas informasinya, sudah membantu menambah pengetahuan. jangan lupa mampir di blog saya ya... terimakasih :)

    BalasHapus
  2. indonesia , Amerika Serikat, dan Bangladesh adalah beberapa negara yang paling terancam tenggelam. Bahkan beberapa pulau di Indonesia sudah hilang tenggelam. Ini disebabkan mencairnya permukaan gletser di kutub yang membuat volume air laut meningkat drastis. Menyusutnya hutan bakau memperparah pasangnya air laut. Sekarang saja pasang air laut Pantai Kuta telah membanjiri beberapa lobi hotel disekitarnya. Pulau Jawa juga bernasib sama , sampai saat ini permukaan Teluk Jakarta sudah naik 0,8 cm. Dan kalau suhu bumi terus naik , tahun 2050 derah-daerah Jakarta dan Bekasi seperti Kosambi , Penjaringan , Cilincing , Muaragembong , dan Tarumajaya akan terendam.

    BalasHapus
  3. Riau Berpotensi Puting beliung


    Dampak pemanasan global juga memicu terjadinya bencana yang lain, semisal badai dan angin puting beliung. Akibat pergantian musim dan cuaca yang tak menentu, angin beliung sering kali terjadi di wilayah Sumatera.

    Angin kencang disertai badai dan petir yang terjadi Minggu (22/3) malam di Pekanbaru dan menyebabkan pesawat RAL harus mengalihkan pendaratan (divert) ke Batam, sudah dikategorikan angin puting beliung.

    Staf analisa BMG Pekanbaru, Slamet Riyadi kepada Tribun menjelaskan, kecepatan angin malam itu maksimal mencapai 40 knot/kam atau sekitar 72 km/jam. Karena itulah disebut sebagai angin puting beliung, dimana kecepatan minimum puting beliung adalah 30 knot/jam.

    Angin puting beliung ini tidak bisa diprediksi oleh stasiun BMG, baik dari besar maupun lokasinya, karena sifatnya lokal. "Kami bisa mengetahui akan ada puting beliung kira-kira setengah hingga satu jam sebelumnya. Tapi tidak bisa memprediksi lokasinya dimana dan kejadiannya pun pendek. Sekitar 3 hingga 10 menit saja," kata Slamet Riyadi.

    Namun fenomena ini, tutur Slamet, besar kemungkinan terjadi di Riau karena bulan ini memasuki puncak musim hujan pertama di Riau. Dan tepat hari ini, Senin (23/3), posisi matahari berada di garis equator. Posisi ini telah diperkirakan oleh BMG Pekanbaru dan diprediksi bisa memunculkan hujan deras disertai angin kencang dan petir.

    Hujan dan angin kencang memang biasa terjadi pada musim pancaroba. Ditambah lagi dengan siklus matahari berada di garis equator yang memunculkan pemanasan maksimum. Suhu udara di masa ini maksimal bisa mencapai 32 hingga 34 derajat Celcius.

    Adanya pemanasan ini memicu pembentukan gumpalan awan cumulus nimbus, yakni gumpalan awan besar berwarna hitam seperti bunga kol yang menjulang tinggi. Gumpalan awan itu menjadi hujan deras dan diikuti dengan angin kencang dan petir.

    Kejadian ini, menurut analisa BMG Pekanbaru, akan tetap bisa muncul di Riau sampai bulan April. "Bulan Maret sampai April ini kan masuk puncak musim hujan pertama di Riau, sedangkan puncak keduanya terjadi di bulan Oktober dan November. Di masa transisi itulah fenomena alam seperti ini kemungkinan besar muncul," kata Slamet.

    Dikonfirmasi ke pihak bandara, angin puting beliung yang melanda Pekanbaru Minggu (22/3) malam, tidak merusak peralatan di bandara. Airport Duty Manager, Ibnu Hasan menyebutkan semua peralatan masih dalam kondisi normal. jangan sampai riau yang sering menerima kabut asap juga menjadi lautan badai mari kita mencegah global warming dari diri kita dahulu :)

    BalasHapus